Kamis, 24 April 2008

Seluk Beluk Hati

Apa Itu Hati?Berbicara masalah hati berarti berbicara tentang suatu hal yang paling berarti dalam kehidupan manusia, karena di dalam hati lah semua hal-hal yang tidak nampak dari luar bersembunyi. Tak seorang pun yang tahu rahasia hati seseorang, kecuali dia sendiri dan Allah SWT, Yang Maha Mengetahui. Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa hati itu ada dua macam, yakni hati rohani dan hati jasmani. Namun keduanya mempunyai hubungan. Hati adalah hakikat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, pengetahuan dan perbuatan—menjadi sasaran dari segala perintah dan larangan Tuhan, yang akan disiksa, dicela dan dituntut segala amal perbuatannya (yang menyimpang). Hubungan hati jasmani dengan hati rohani diibaratkan garam dengan rasa asin. Bila kita mendalami masalah hati, kita akan sampai kepada masalah ruh. Padahal ruh termasuk salah satu urusan yang paling rumit. Allah berfirman, “Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa ruh itu termasuk urusan Tuhanku” (QS : Bani Israil : 85)Hati Adalah RajaTak ada satu kegiatan pun yang dilakukan oleh manusia normal tanpa peranan hati. Hati adalah sumber kehidupan. Hati adalah penggerak sendi-sendi kehidupan seorang manusia. Hati adalah raja yang punya wewenang untuk memerintahkan seluruh anggota tubuh kita, baik itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Rasulullah SAW sejak dini telah memperingatkan bahwa sesungguhnya dalam setiap jasad manusia ada segumpal daging. Bila segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu, tidak lain adalah hati.Ketentraman hati merupakan sumber awal kebahagiaan. Tidak mungkin kebahagiaan lahir dari kondisi kekalutan dan kegelisahan hati. Allah SWT menegaskan bahwa manusia perlu melewati dan menempuh jalan menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hakiki tersebut. “Sesungguhnya manusia diciptakan dengan keadaan gelisah lagi kikir. Yaitu manakala ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Kecuali orang-orang yang mendirikan shalat.” (QS Al Maarij)Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang Allah berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu.Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang. Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.Kematian Hati Sekali lagi kondisi fisik tak mencerminkan kondisi hati. Seseorang yang dari luar terlihat tertunduk terkesan tawadhu saat dipuji tetapi riak-riak hati tak bisa dibohongi Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya Allah, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidak tahuan mereka”, ucapnya lirih.Banyak sekali penyakit-penyakit hati yang menggerogoti keimanan seorang muslim, antara lain riya’ atau kesombongan, ujub, hasad (kedengkian), fikiran-fikiran kotor dan sebagainya. Kita harus senantiasa menjaga hati agar senantiasa suci dari semua kekotoran itu dengan senantiasa berbuat kebajikan dan beristighfar. Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.

Tidak ada komentar: